Heboh, Aksi Risma Menuai Tanggapan Berbagai Publik

Heboh, Aksi Risma Menuai Tanggapan Berbagai Publik

Heboh, Aksi Risma Menuai Tanggapan Berbagai Publik

Heboh, Aksi Risma Menuai Tanggapan Berbagai Publik
kompas.com

Aksi Risma Menuai Tanggapan  – Berbagai tanggapan baik dari netizen maupun pakar keilmuan, Aksi Risma memang cukup menghebohkan.
Aksi blusukan yang dilakukan Risma ini tentunya tidak semua orang mengetahui
maksud dan tujuan dari apa yang dilakukannya.
Berikut beberapa berita mengenai Aksi TRi Rismaharini:

1. Menyoroti Aksi Risma, Pakar UGM: Aksinya Tak Tepat

-Risma-blusukan-Sungai-Ciliwung
tribunnewsmaker.com

Semenjak Risma dilantik menjadi Menteri Sosial yang baru, Tri Rismaharini
atau yang lebih dikenal dengan sapaan Risma ini
ia blusukan ke penjuru Jakarta dan mendapat sorotan dari berbagai publik.
Adanya muncul isu dimana Risma yang menyambangi seorang gelandangan di kawasan elit
ibukota Jakarta itu dinilai sebagai settingan maupun pencitraan menuju DKI 1.

Selain mendapatkan kritik dari tokoh politik,
aksi yang dilakukan Risma ini ternyata mendapatkan perhatian dari akademisi UGM.
Pakar politik UGM yang bernama Dr. Wawan Mas’udi ini menilai
bahwa aksi yang dilakukan tersebut tidak tepat jika dilakukan oleh seorang menteri.

Kalau dari sisi politik pementerintahan, aksi blusukan menteri itu tidak tepat,
katanya seperti disitat dari situs resmi uGM (Jumat,18/1/2021)

ia kemudian menyampaikan bahwa permasalahan yang ada di Indonesia ini cukup banyak
mulai dari permasalahan kebijakan hingga masalah yang ada di lapangan.
Alangkah baiknya, jika permasalahan yang ada di lapangan
seperti kaitannya dengan tuna wisma, gelandangan
atau membantu permasalahan seperti yang terkait untuk
pemenuhan kebutuhan hidup dan lainnya tersebut
menjadi tugas pemerintah yang berada di level bawahnya.

“penyelesaian dan cara menangani permasalahan gelandangan, tuna wisma, dan lainnya
yang untuk memberikan bantuan langsung itu tugas dari pemerintah kota, daerah maupun provinsi.
Sementara tugas dari seorang menterii itu memastikan persoalan kebijakan yang kemudian dirancang
untuk diimplementasikan dengan baik,” paparnya.

Wawan kemudian mengatakan bahwa aksi blusukan yang dilakukan oleh Mensos Risma ini
mungkin masih terbawa oleh suasana atau kebiasaan yang dilakukan Risma saat menjadi Walikota Surabaya.
Seperti yang sudah diketahui bahwa Risma Kerap melakukan blusukan
untuk langsung menangani masalah dilapangan.

“Sebagai Menteri sekali waktu boleh lah, tetapi harus jelas juga tujuannya misal
memastikan program nasional terkait jaminan nasional itu diterima masyarakat atau tidak,” ucap wakil Dekan
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FISIPOL UGM ini.

Lebih lanjut, Wawan juga menyampaikan permasalahan mengenai tuna wisma, gelandangan ini bukan hanya
menjadi permasalahan yang ada di jakarta saja, tetapi disetiap daerah di Indonesia.
Oleh sebab itu jika aksi blusukan yang dilakukan oleh Risma ini menjadi model kepemimpinan Risma
alangkah baiknya dilakukan diseluruh penjuru wilayah tanah air.

“kalau dari hasil blusukan itu mendapatkan suatu kebijakan yang baik itu bagus, tetapi kan
tidak mungkin jika menteri blusukan di seluruh daerah,” terangnya.

di lain sisi, Wawan menyampaikan bahwa aksi blusukan yang dilakukan Mensos Risma itu
secara politik sebagai sebuah sindirian dari menteri atau pemerintah pusat ke daerah,
dalam hal ini daerah Jakarta.

“cara pandang yang lain dari aksi blusukan tersebut sebagai bentuk sindiran dari pemerintah pusat ke daerah,
ini loh di daerahmu masih ada permasalahan yang harus diselesaikan, imbuhnya.

2. Blusukan Mensos Risma, Roy Suryo: Perlu dibukakan CCTV? bisa mati ketawa

Blusukan Mensos Risma, Roy Suryo: Perlu dibukakan CCTV? bisa mati ketawa
pikiran rakyat tasikmalaya

beberapa pekan terkakhir mengenai blusukan Mensos Risma ini menjadi buah bibir publik.
dimana aksi Risma yang blusukan di Jakarta, mendatangi gelandangan.
salah satu pakar telematika Roy Suryo ini mengomentari aksi blusukan Mensos Risma,
yang menyebut polemik ini lebih lucu dari drone bawah laut hingga keluar kata ”syantik’.

pernyataan tersebut disampaikan oleh Roy Suryo dalam akun twiter miliknya @KRMTRoySuryo rabu (6/1/2021)

” Ha- ha- ha, ini lebih lucu dari drone nama lain SeaGlider kemarin.
Dasar syantik.( sampai- sampai tak sampai hati ngetik twit lanjutannya ini),” catat Roy Suryo
Roy Suryo sambil menyematkan buruan layar gambar postingan informasi
lalu mengatakan kelakuan blusukan Risma dengan julukan ter- cyduk.

” Ha- ha- ha…( lagi), Ini yang namanya ter- KONANG atau ter- CYDUK,” tutur Roy Suryo.

Ahli telematika itu tidak luput mengungkit CCTV di lokasi peristiwa, dikala Mensos Risma mendatangi para gelandangan.

Pertanyaan perihal itu, Roy Suryo menyinggung adanya mungkin dapat mati tertawa.

” Dasar syantik, syantik… Masih butuh dibuka CCTV- nya? Dapat mati ketawa cara Jakarta loh,” tegas Roy Suryo.

Tadinya, warganet sempat ribut dikala tersebar suatu gambar gelandangan yang disambangi
Risma tengah bersandar di suatu warung makan.

Bersamaan beredarnya gambar itu, mencuat pula deskripsi yang mengatakan
blusukan Risma cuma settingan ataupun telah diatur belaka buat kebutuhan pencitraan.

Cuma saja, klaim yang mengatakan blusukan Mensos Risma cuma settingan merupakan klaim keliru.

Gambar 2 orang tuna wisma makan di kedai begitu juga tersebar awal kali
diunggah oleh account Facebook serta Twitter sah PDI Peperangan.

PDI Perjuangan unggah sebagian gambar aktivitas blusukan Risma di area Jalur Sudirman- Thamrin,
Jakarta Pusat pada Senin( 4/1/2021).

Kedua orang tuna wisma yang ditemui Risma itu bernama Kasdubi serta Faisol.
Faisol memohon pada Risma supaya dipulangkan ke wilayah asalnya di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Risma bersedia dan menerima permohonan Faisol memulangkannya ke desa tamannya.
Tetapi, saat sebelum membelikan karcis, Risma mengajaknya ke kantor Departemen Sosial terlebih dulu.

3. Perihal Blusukan Risma di DKI, Wagub Riza: Tentu Hendak ke Papua serta Kalimantan

Menteri Sosial Tri Rismaharini melaksanakan tindakan blusukan di area DKI Jakarta.
Tindakan Risma ini lalu marak disorot khalayak sebab dikira tengah membuat pembayangan.

Banyak warganet yang menyangkutkan tindakan blusukan Risma di Jakarta dengan rekayasa data,
sebab diprediksi memperkenalkan gelandangan di area yang tadinya bersih dari itu.

Terkait itu, Wakil Gubernur( Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membagikan pandangannya
Tutur ia, sepanjang ini dirinya amat mengapresiasi apa yang dicoba Risma dengan aksinya.

Riza beriktikad masing- masing atasan mempunyai style kerjanya masing- masing.
Di mana Risma lebih aman dengan style blusukan yang sering dipertontonkannya itu.

“ Seluruhnya memiliki metode masing- masing buat menuntaskan permasalahan.
Untuk pemimpin baru, wajar ia mencermati laporan penyampaian
serta setelah itu turun memeriksa ke lapangan,”
tutur Riza ( 7 atau 1 atau 2021).

Dari blusukan Risma itu, Riza Patria kembali menerangkan bila atas nama Pemprov DKI
pihaknya menyongsong bagus serta mensupport bermacam kebijaksanaan penguasa pusat
serta wilayah untuk memastikan kesejahteraan warga.

“ Saya percaya Bu Risma tidak cuma blusukan di Jakarta, tentu pula hendak memandang
Papua, Aceh, NTT, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Barat, tercantum Jawa Timur,” tutur ia lagi.

Dalam suatu penjelasan lain, ia memanglah berterus terang bingung
mendengar terdapat gelandangan di area Sudirman- Thamrin.

“ Benar saya sendiri hidup di Jakarta semenjak umur 4 tahun baru dengar
terdapat gelandangan di Jalur Sudirman- Thamrin,” ucap Rizanya.

Atas data itu, bagi Riza, Gubernur Anies Baswedan setelah itu
menginstruksikan Kepala Biro Sosial DKI Jakarta buat memeriksa sosok
gelandangan yang ditemui Risma di Sudirman- Thamrin.

meskipun ia tidak membantah terdapat gelandangan di area lain di Bunda Kota.

“ Kami, saya, Pak Gubernur menginstruksikan langsung Kadinsos
buat memeriksa siapa orangnya, mengapa terdapat di sana. Setahu kita,
jalur ke Jalur Sudirman- Thamrin itu lumayan jauh. Jika terdapat di pinggiran- pinggiran, ada betul.
Jika terdapat di kolong jembatan, benar masih terdapat,” tutur Riza.

Terpisah, pengamat politik Hendri Satrio melemparkan pandangannya atas tindakan
Risma yang belum lama getol blusukan di DKI. Bagi ia Risma memanglah
butuh ajang Jakarta buat memberitahukan dirinya.

Dari kaca mata dirinya, bisa jadi saja ini akrab kaitannya dengan ranah politik.
Sebab itu ia memilah melaksanakan blusukan di Jakarta supaya gampang disorot media.

Akan tetapi, ia menyesalkan style politik yang dikerjakannya. Ada pula belum lama
ia dituduh melaksanakan pencitraan, sebab style blusukan ini mendekati
semacam yang dicoba bentuk tadinya, ialah Jokowi kala mengetuai DKI.

“ Anjuran saya supaya tidak lansung terdapat dakwaan terdapat pencitraan,
ganti jangan lagi nyontek pencitraan ini. Wajib terdapat perihal
berlainan yang harus ia jalani,” tuturnya.

Sepatutnya, ia meneruskan, terdapat bagusnya Risma melaksanakan
beberapa perihal lain. Terlebih nilai awal telah diset oleh Jokowi,
ialah pembagian bantuan sosial( bansos).

“ Pertama presiden di mana menterinya penggelapan, kedua Kemensos
di mana menterinya korupsi, serta ketiga partainya PDIP yang harus
di- image baik usai kadernya ikut serta korupsi,” terangnya.
Ke depan, Risma dikira mempunyai sebagian profesi rumah besar.
Dalam catatannya terdapat 3 perihal yang harus digarap, awal membangun kembali 3 marwah badan besar.

4. Berbagai Kritikan dan Cibiran Nylekit ke Risma, Blusukan Risma hanya Variety Show

Berbagai Kritikan dan Cibiran Nylekit ke Risma, Blusukan Risma hanya Variety Show
suara jatim

Apa yang dilakukan Tri Rismaharini sesudah dilantik oleh Presiden Joko Widodo( Jokowi)
selaku Menteri Sosial( Mensos) menuai banyak kritikan serta cibiran
dari beberapa golongan akhir- akhir ini.

Blusukan Risma dinilai cuma bagaikan wujud pencitraan belaka.
Apalagi kemarin Tagar#Pencitraan sempat jadi trending di Twitter sebagian lama.
Warganet banyak menulis tagar pembayangan dalam cuitan mereka di Twitter sembari
mempertautkan link informasi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Setelah itu kritikan- kritikan pedas dari beberapa elite politik, akademisi,
serta politikus pula bergantian menghantam mantan Wali Kota Surabaya 2 periode ini.

Selanjutnya ini beberapa kritikan nylekit pada Risma yang menyangka
blusukannya seolah- seolah cuma pencitraan semata:

– Warganet ramai- ramai sindir Risma

tindakan blusukan Mensos Risma nyatanya mendapat komentar dari warganet
yang menyangka ia cuma pencitraan belaka.
tutur Mensos serta Pencitraan masuk dalam catatan Trending Topic Twitter.

Beberapa warganet banyak yang menyindir Risma. Pemilik account@edukotor misalnya,
ia bingung sesungguhnya video itu menampilkan aktivitas pejabat
ataupun ternyata YouTuber konten amal.

” Ini aktivitas pejabat apa YouTuber konten amal serta hubungan kasih?” ucapnya.

Kecimus itu ditimpali oleh warganet lain yang turut menanggapi tindakan blusukan Risma.

” Hahaha ingin buat variety show bentar lagi,” menanggapi@faridfrds_.

” Pejabat yang dapat inspirasi dari YouTuber
serta kegiatan Televisi,” menimpali@nizarsyputra.

– Sebut gangguan Gila Pencitraan, inilah ungkapan Politisi Partai Gerindra Fadli Zon

Politisi Partai Gerindra Fadli Zon juga ikutan berisik di Twitter
terpaut trending tagar#pencitraan serta riuh blusukan yang diulas warganet.

Walaupun tidak menunjuk langsung ke Risma, tetapi cuitan Fadli Zon ini
diunggah dikala informasi blusukan Risma lagi ramai- ramainya di Twitter.

” Blusukan dengan cara sepadan baik saja sbg metode memandang langsung lapangan.
Tp klu tergila- gila blusukan hingga wajib ditilik jgn2 gangguan gila pencitraan.”

– Fahri Hamzah Menyebutkan Jika Risma Paham Posisi Wali kota dan Menteri

Sehabis Fadli Zon, kesempatan Politikus Partai Gairah Fahri Hamzah turut
berikan kritikan pedas terkait tindakan Tri Rismaharini ini.
Fahri memohon Risma bertugas memakai tata cara serta informasi yang betul.
Kritikan ini diunggah ke account Twitternya@Fahrihamzah.

” Stafnya bu Risma wajib kasih tahu dia beda jadi walikota serta Menteri.
Perbandingan tidak saja pada filosofi, rasio, juga tata cara. Menteri tidak
diseleksi tetapi ditunjuk, kegiatan sektoral saja serta legal di seluruh negeri.
Wali kota diseleksi non sektoral tetapi terbatas kota,” tulisnya, Rabu( 6/1/2021).

Lebih jauh beliau memohon supaya Risma betul- betul bertugas dengan cara tepat
memakai informasi yang terdapat serta janganlah membuang- buang waktu perihal
ini mengingat krisis yang dikala ini dialami Indonesia diprediksi akan berjalan panjang.
Fahri meneruskan, jika terdapat informasi hingga lekas dianalisis kemudian
keluarkan rancangan serta lekas memberi tahu ke kepala negara serta hearing dengan DPR RI.

Di situ esok hendak timbul kritik, timbul koreksi, libatkan khalayak kemudian
membuat kesimpulan akhir. Sehabis itu eksekusi dengan cara massif dengan
cara nasional lewat jalur- jalur sistemis.

” Ini deh, kamu sampaikan ke bu Mentri, krisis ini hendak panjang.
Sebab kesenjangan mungkin di wilayah terasing hendak kian susah.
Tetapi orang dusun tak gaduh.
Memanglah yang ancaman orang miskin kota, terdapat politik
terdapat kategori menengah yang pembelaan.
Tetapi kerja gunakan informasi,” tegasnya.

– Jefry Massie Seorang pengamat, Sebut Jika Risma Pencitraan

Peneliti kebijakan khalayak dari badan Political and Public
Policy Jerry Massie juga beranggapan aktivitas Risma ialah
bagian dari aksi politik yang momentumnya belum pas.
” Ini style blusukan membidik ke DKI 1,” tutur Jerry

” Ini bagian political imaging ataupun pencitraan politik.
Style wali kota Surabaya ingin coba ia lakukan di ibu kota.
Agaknya waktu serta tempat berbeda,” tutur Jerry.

Jerry memperhitungkan style yang ditunjukkan Risma saat ini serupa
semacam style Presiden Joko Widodo dahulu, dari masih jadi wali kota Solo.

” Memanglah blusukan style Jokowi pula waktu di Solo.
Paling khalayak hendak pertanyakan ini asli politis ataupun asli humanis,” tuturnya.

Bagi Jerry, di tengah endemi Covid- 19 tidak butuh banyak blusukan dahulu.

” Saat ini mensos diperlukan rancangan serta peduli.
Tidak butuh muncul juga tetapi dapat menata serta mempersiapkan peralatan dengan baik itu telah baik,” tutur Jerry.

Jerry beranggapan aktivitas blusukan yang dicoba Risma di Jakarta
ialah bagian dari strategi politik buat” menjegal Anies di DKI serta buat running 2024 kelak.”

Partai Keadilan Sejahtera( PKS) pula ikutan menyoroti style blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Partai dakwah ini memperhitungkan Risma tengah mencari belas kasih khalayak dengan
mengadakan pencitraan untuk menyambut Penentuan Gubernur pada 2022.

Senada dengan pemikiran beberapa golongan itu, badan Komisi VIII DPR Bagian PKS
Bukhori memandang blusukan Risma memanglah semata- mata pencitraan.
Beliau apalagi memperhitungkan style blusukan Risma terencana dicoba menjajaki jejak
Joko Widodo dikala mengincar bangku DKI 1. Tetapi, Bukhori mengkritisi kalau jika
Risma bernazar jadi gubernur hingga sepatutnya beliau tidak menempuhnya melalui kedudukan menteri.
Karena, bagi Bukhori, posisi menteri ditujukan untuk mereka yang sedia bertugas mengabdikan diri buat orang.

” Betul itu yang dia mau tempuh kelihatannya. Tetapi jika sedemikian
itu janganlah jadi menteri,” tutur Bukhori pada Suara. com, Rabu( 6 atau 1 atau 2021).

Lebih lanjut, Bukhori menilai, mau bagaimanapun style Risma melaksanakan pencitraan dengan style blusukan,
perihal itu tidak hendak pengaruhi masyarakat Jakarta. Beliau memperhitungkan style blusukan seragam Risma
telah tidak laris buat mengait belas kasih warga.

” Lagian blusukan saat ini telah tak laris untuk warga Jakarta.
Sebab mereka telah wajib berlatih dari pendahulu- pendahulunya,” ucap Bukhori.

Dari berbagai komentar baik itu yang pro maupun kontra dan heboh terlebih di dunia sosial media,
Bagi tanggapan sebagian orang yang kontra ini menganggap bahwa aksi Mensos Risma
ini adalah sebuah pencitraan mana kala ia menduduki kursi DKI 1.
Sedangkan bagi yang beranggapan pro bisa saja ini untuk memberikan contoh ataupun sindiran
bagi pemerintah yang berada di bawahnya. Bagaimanapun semua perihal itu akan menjadi positif atau tetap
menuai berbagai kritikan semua kembali pada masing-masing pihak.