Kecelakaan Bus Pariwisata Masuk Jurang di Sumedang

dasninternational.orgKecelakaan Bus Pariwisata Masuk Jurang di SumedangRabu malam (10/3/2021) malam, terjadi kecelakaan di bus pariwisata di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kecelakaan itu menewaskan 19 penumpang bus dan melukai puluhan lainnya.

Danpos Koramil Wado Pelda Nangang mengatakan, para korban yang meninggal di TKP sedang dievakuasi ke Puskesmas Kecamatan Wado.

Nan Dang berkata: “Identitas korban masih dikumpulkan.”

Nam Dang mengatakan, bus wisata tersebut membawa rombongan peziarah dan perjalanan menuju SMP IT Al Muawanah Cisalak di Subang. Kecelakaan itu terjadi pada WIB di Jalan Wado Malangbong sekitar pukul 18.30.

Kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah bus wisata Sri Padma bernomor polisi T 7591 TB. Bus tersebut mengangkut 59 orang, termasuk siswa SMP Cisalak Subang.

Baca Juga: PDIP Surabaya: Nyepi Adalah Kekuatan untuk Menyucikan Jiwa dan Raga

Pada saat yang sama, polisi mengatakan bahwa urutan kronologis kecelakaan bus pariwisata bermula ketika pengemudi bus kehilangan kendali.

“Saat Bus dalam perjalanan pulang dari Pangandaran ke Subang. Tiba-tiba, bus kehilangan kendali dan terjun ke jurang Puncak Jalan Wado Malang.

Korban Meninggal Menjadi 26 Orang

Deden Ridwansah, Kepala Kantor Wilayah Administrasi Khusus Bandung, mengatakan korban tewas dalam kecelakaan bus di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu malam (10/3/2021) malam yang mengakibatkan 26 orang meninggal dunia.

Durden mengatakan dalam pernyataannya, Kamis (11/3/2021): “Ada 26 kematian.”

Dia mengatakan, jumlah korban sebanyak 62 orang. Di antara mereka, 35 orang selamat dari kecelakaan bus tersebut.

Di saat yang sama, satu orang masih dievakuasi karena jenazahnya remuk akibat kecelakaan bus.

Kesaksian Korban Selamat

Hafid Alfariz, seorang turis yang selamat dari kecelakaan fatal di bus pariwisata di Sumedang, menduga angkutan umum yang ditumpangi rem rusak dan jatuh ke jurang.

Saat mendapat pertolongan medis di Puskesmas Wado, Rabu (10/3/2021), dia mengatakan: “Saya kaget, remnya mati.”

Ia menuturkan, alat transportasi yang ditumpangi adalah bus wisata yang melakukan ekskursi dan ziarah bersama rombongan sekolahnya.

Dia berkata: “Setelah studi perjalanan dari Pangandaran.

Dia menderita abses karena dia terluka dalam kecelakaan itu. Sejauh ini, 22 orang sudah dievakuasi dari bus mati tersebut.

Bus bernomor polisi T 7591 TB itu jatuh ke jurang sekitar 20 meter dari jalan raya. Kontur jalan di tempat kejadian dikurangi untuk waktu yang lama.

Diduga bus kehilangan kendali saat melaju menuruni bukit dari Puncak Malang di Sumeitanglu hingga Kabupaten Sumedang. Bus akhirnya jatuh ke jurang di sisi barat jalan raya.

Meski begitu, polisi belum bisa memastikan penyebab kecelakaan bus dan identitas korban yang berhasil ditemukan dan berhasil dievakuasi.

Polisi dan tim SAR masih berusaha mengevakuasi sisa korban kecelakaan fatal di dalam bus. Korban yang tersisa diperkirakan telah meninggal.

Korban Meninggal menjadi 27 Orang

Korban tewas akibat kecelakaan bus wisata yang fatal meningkat satu lembah menjadi 27. Alhasil, total korban kecelakaan mencapai 66 orang, 39 diantaranya selamat.

Deden Ridwansyah, Kepala Kantor Wilayah Administrasi Khusus Bandung, mengatakan tim gabungan mengevakuasi korban ke-27 tadi pagi. Korban yang meninggal sebelumnya terjebak di badan bus.

Durden mengatakan dalam keterangannya, Kamis (11/3/2021), “Pukul 07.40 WIB tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi korban. Korban kemudian dibawa ke RSUD Sumedang.”

Durden mengatakan, hingga saat ini tim gabungan pencarian dan penyelamatan masih memantau lokasi untuk memastikan tidak ada lagi korban yang tertangkap jenazah usai diangkat dengan alat berat.

Anggota SAR terdiri dari; Kantor SAR Bandung, Polres Sumedang, Biro Transportasi Sumedang, Polsek Wado, BPBD Sumedang, Dirjen Hubdat. Kabupaten Sumedang, PMI Sumedang dan Satpol PP Sumedang.

Menhub Minta KNKT Menginvestigasi

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi segera menindak atas satu insiden yang melibatkan bus pariwisata Sri Padma Kencana di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Ia lantas meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mencari tahu penyebab kecelakaan bus bernomor polisi T 7591 TB yang banyak membawa anak-anak SMP usai kembali menunaikan ibadah haji.

Menteri mengatakan: “Sejak tadi malam, saya sudah berkoordinasi dengan Direktur Badan Pertanahan dan tim lapangan. Saya kira kita menunggu laporan dari Direktur Badan Pertanahan. Saya juga tanya ke KMT tentang alasan dan akibatnya. . “2021) Kantor Budi Angkut di Kantor Kementerian Perhubungan di Jakarta.

Dirjen Perhubungan Darat Dirjen Hubdat yang tiba di lokasi kecelakaan pada kesempatan lain pada Kamis (11/3/2021) dini hari WIB menyatakan hingga pagi ini proses evakuasi korban masih dalam proses.

“Kami di lokasi ini bersama KNKT, Jasa Raharja Basarnas. Dalam waktu dekat, Dinas Perhubungan Polda Sumedang akan memberangkatkan crane untuk memudahkan proses evakuasi. Jalan di sekitar TKP juga akan ditutup sementara demi kelancaran evakuasi,” jelasnya. Mengatakan.

Lokasi kecelakaan di Jalan Wado-Malangbong di Desa Sukajadi, Dusun Cilangkap RT 01/06, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.

Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, dan informasi yang didapat adalah uji KIR tertunda. Saya berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat karena ini jalan provinsi. Bisa dipasang pagar pembatas di jalan ini atau apakah Bisa diganti dengan Jalan Beton, ”ujarnya.

Korban dievakuasi sementara ke Puskesmas Vado untuk perawatan lebih lanjut. Informasi yang didapat dari data awal adalah bus tersebut membawa rombongan dari SMP IT Al Muawanah di Cisalak, Subang.

Jadwal sementara kecelakaan yang diterima dari pihak kepolisian setempat adalah bus tersebut diberangkatkan dari Malangbong menuju Vado. Sejauh ini, banyak personel terkait, termasuk tim yang dibentuk Administrasi Umum Perhubungan Darat dan kepolisian setempat, sedang menyelidiki kecelakaan itu.

Temuan Awal Investigasi

(Dirjen Hubdat) Budi Setiadi tiba di lokasi kecelakaan pada Kamis (11/3/2021) pagi, katanya, hingga pagi ini proses evakuasi korban dari kendaraan masih dalam proses.

“Kami di lokasi ini bersama KNKT, Jasa Raharja Basarnas. Dalam waktu dekat, Dinas Perhubungan Polda Sumedang akan memberangkatkan crane untuk memudahkan proses evakuasi. Jalan di sekitar TKP juga akan ditutup sementara demi kelancaran evakuasi,” jelasnya. Mengatakan.

Saat dievakuasi, jumlah penumpang bus sebanyak 65 orang, korban selamat 39 orang, korban meninggal dunia 26 orang dan korban jiwa satu orang meninggal dunia satu orang meninggal dunia satu orang meninggal dunia.

Lokasi kecelakaan di Jalan Wado-Malangbong di Desa Sukajadi, Dusun Cilangkap RT 01/06, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang.

Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, dan informasi yang didapat adalah uji KIRnya tertunda. Saya koordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jabar karena ini jalan provinsi. Bisa dipasang pagar pembatas di jalan ini atau beton. bisa digunakan sebagai pengganti Jalan yang pertama. ”ujarnya.

Saat ini masih terdapat kasus evakuasi dan pendataan lebih lanjut data kecelakaan. Korban dievakuasi sementara ke Puskesmas Vado untuk perawatan lebih lanjut. Informasi yang didapat dari data awal adalah bus tersebut membawa rombongan dari SMP IT Al Muawanah di Cisalak, Subang.

Jadwal sementara kecelakaan yang diterima dari pihak kepolisian setempat adalah bus tersebut diberangkatkan dari Malangbong menuju Vado. Sejauh ini, banyak personel terkait, termasuk tim yang dibentuk Administrasi Umum Perhubungan Darat dan kepolisian setempat, sedang menyelidiki kecelakaan itu.

Diakibatkan Sopir belum mengenal Medan Jalan

Nomor polisi T 7591 TB memasuki jurang Jalan Raya Wado-Malangbong.Jalur kecelakan merupakan jalan menurun yang panjang dengan bahu berbatasan dengan jurang.

Bus itu kurang beruntung. Di lokasi kejadian, saat menuruni bukit, bus berbelok dan kemudian jatuh ke jurang. Diduga pengemudi bus tersebut tidak menguasai medan jalan, sehingga tidak bisa mengontrol kecepatan kendaraannya.

Hery Antasari, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat, mengatakan pihaknya melakukan rekonstruksi untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan maut tersebut. Berdasarkan hasil pendahuluan, ia mengatakan kecurigaan kecelakaan tersebut sebagian besar disebabkan pemahaman pengemudi bus terhadap kondisi lereng Cae yang dilalui saat terjadi kecelakaan.

Hery mengatakan, Kamis (11/3/2021), “Pengetahuan pengemudi tentang rute itu adalah rambu pertama. Bus ini adalah bus turis dan tidak biasa melintas (mendaki Cae) di jalur ini.”

Hery menjelaskan, garis besar Cae yang miring ditemukan di Jawa Barat. Misalnya Gunung Panganten di Kabupaten Garut dan Tanjakan Emen di Subang.

Hery berkata: “Biasanya, jika pengemudi tahu rutenya, mereka bisa mengharapkan kecelakaan.”

Menurut Hery, indikasi pengemudi tidak memahami medan jalan hanyalah indikasi awal. Banyak indikator penyebab lain yang sedang dipelajari, mulai dari kondisi kendaraan hingga kontur jalan yang diketahui rawan kecelakaan.

“karena itu, selain pengetahuan pengemudi tentang rute dan kesesuaian kondisi kendaraan dengan kontur jalan juga akan kami evaluasi. Setelah TKP akan ada FGD untuk mengetahui penyebab kecelakaan,” ungkapnya.

Rencana Baru Jalur Penyelamatan

Selain rekonstruksi kecelakaan, Hurley juga menyatakan pihaknya juga telah mengambil TKP sebagai bahan evaluasi atas langkah yang diharapkan pihak dan instansi terkait lainnya agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

Dia menjelaskan: “Kami akan menilai semuanya dari jangka pendek hingga jangka panjang. Ini termasuk menilai keberadaan area jaga, kontur jalan dan rambu lalu lintas yang tersedia.”

Hery juga mengatakan, Dinas Perhubungan Jabar akan mengajukan jalur penyelamatan di lereng Cae.

Dia berkata: “Kami sedang menjajaki semua opsi teknis. Bahkan jika perlu, kami akan menetapkan rute penyelamatan. Kami juga akan memproduksi rambu lalu lintas di sekitar lokasi kejadian.”

Tanjakan Cae tidak di peruntukan Bus Besar

Kepala Inspektur Polda Jabar Ahmad Dofiri mengatakan, jalur kendaraan yang dilintasi bus pariwisata mengalami kecelakaan di jalan Cae, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Wado, sehingga tidak sesuai untuk bus besar, seperti bus umum, mobil.

“Setahu saya jalan ini tidak cocok untuk bus besar seperti ini,” kata Doffery saat meninjau lokasi kecelakaan, Kamis (11/3/2021).

Seperti diketahui, Rabu (10/3/2021) malam, di Jalan Raya Wado-Malangbong, bus wisata PO Sri Padma Kencana turun ke jurang di lereng Cae. Insiden tersebut mengakibatkan 27 korban jiwa.

Baca Juga: UMKM Era ini Bisa Jadi Pendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Jurang di lokasi kecelakaan itu sedalam sekitar 20 meter. Jalan Raya Wado-Malangbong juga dikenal sebagai jalur penghubung alternatif antara rezim Garut dan Sumedang.

Doferi mengatakan bahwa jalur ring Nagler masih belum selesai beberapa tahun yang lalu, dan jalur tersebut memang sedang ramai digunakan. Namun jalan yang dikelola Pemerintah Jawa Barat ini merupakan jalur lain yang menghubungkan jalur selatan dari kawasan Priangan di Jawa Barat bagian timur ke jalur utara dan sebaliknya.

Dia berkata: “Ini adalah metode yang biasa digunakan ketika Nagle Ring belum selesai. Cara lain untuk mentransfer Nagleg adalah melalui Vado.”

Terkait penyebab kecelakaan itu, Dofiri mengaku baru bisa mengambil kesimpulan dalam satu hingga dua hari kedepan. Namun, diduga kuat sopir bus wisata bersama rombongan tidak memahami rute yang akan diambilnya, karena bus biasa jarang menggunakan jalur alternatif ini.

Dia mengatakan: “Kami belum bisa menentukan penyebab kecelakaan. Tapi yang pasti ini adalah jalur alternatif yang tidak boleh digunakan bus besar.”

Data 27 Korban Meninggal

Dalam akun Instagram @aslisumedang, sebanyak 27 orang meninggal dunia dan 38 orang luka-luka.

Terkait data peredaran, Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto membenarkan. Jumlah korban tewas dan luka-luka adalah 65 orang.

Seluruh jenazah para korban bus yang meninggal tersebut diambil oleh keluarganya masing-masing. Kini, puluhan korban luka masih dirawat oleh tim medis.

Dia menjelaskan: “Ini sudah selesai (korban meninggal) dan semua orang telah dibawa pergi oleh keluarganya. 24 (korban luka-luka) masih menerima perawatan di rumah sakit, dan kebanyakan dari mereka sudah mendaftar.”

Atas kejadian tersebut, pihaknya dan pemangku kepentingan terkait masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. Pada saat yang sama, bus telah dibawa ke kantor polisi Sistu.

Dia menyimpulkan: “(Dugaan penyebab kecelakaan) masih dalam penyelidikan (dengan) Biro Perhubungan, ATPM, Basarnas, Jasa Marga, Jasa Raharja.”

Nama Korban Meninggal

  1. Jejen Juraejin (41) laki-laki pekerjaan sebagai guru.
  2. Syarif Munawar (40) laki-laki pekerjaan guru.
  3. Arifha Qurotta Aini (7) perempuan status pelajar.
  4. Lidia (13) perempuan status pelajar.
  5. Gea (4) perempuan.
  6. Aan Sukaesih (41) perempuan.
  7. Dinda Hani (15) perempuan status pelajar.
  8. Gina Virginia (13) perempuan status pelajar.
  9. Dinda Khoirunisa.
  10. Windy Widya Ningsih (14) perempuan status pelajar.
  11. Resa Siti Khoerunisa (13) perempuan status pelajar.
  12. Tatang Hidayat (20) laki-laki status guru.
  13. Sari Nurmala (28) status mahasiswa.
  14. Dede Lili (46) laki-laki sebagai kernet bus.
  15. Ade Ipah (50) perempuan status ibu rumah tangga.
  16. Rukman (50) laki-laki pekerjaan wiraswasta.
  17. Cahyati (14) perempuan status pelajar.
  18. Entin Supriatin.
  19. Octaviani perempuan status pelajar.
  20. Yudi Awan (42) laki-laki pekerjaan sopir bus.
  21. Amot (60) ibu rumah tangga.
  22. Wardi (51) laki-laki pekerjaan PNS.
  23. Ugi Zaenal laki-laki.
  24. Riki Faisal Mubarok
  25. Hana Nurazizah (26) pekerjaan guru.
  26. Nenanh (38) perempuan.
  27. Aan Anwar Sadad (38) laki-laki pekerjaan guru.

Pengemudi diduga menggunakan aplikasi peta online saat pulang

Mulai dari bus yang disinyalir kehilangan kendali, sehingga menabrak dan jatuh ke jurang. Polisi menduga kemiringan jalan yang panjang dan kontur belokan menjadi penyebab bus bergoyang sebelum akhirnya terjadi kecelakaan.

Kushariyanto mengatakan di lokasi kecelakaan, Kamis (11/3/2021): “Akhirnya pengemudi berbelok ke kiri. Dia tertabrak guardrail (pagar pengaman jalan). Makanya dari posisi kepala depan langsung berdiri tegak. turun.”).

Sejauh ini, dugaan tersebut masih bersifat sementara, karena polisi masih menggunakan metode analisis kecelakaan lalu lintas (TAA) untuk mengusutnya.

Menurut Kushariyanto, salah satu faktor yang membuat bus ingin lepas kendali adalah penumpang yang kelebihan muatan. Menurut data yang diterima, jumlah penumpang tidak sebanding dengan jumlah kursi.

Dia menjelaskan: “Karena jumlah penumpang 66, mereka sebenarnya hanya dapat mengambil 62 atau 63 kursi.”

Dia juga menegaskan, bus besar sebaiknya tidak menggunakan jalur alternatif yang menghubungkan rezim Garut dan Sumedang melalui kawasan Wado, yang lebarnya sekitar 6 meter.

Ia menduga, pengemudi bus tidak bisa mengenali garis besar dan sempitnya jalur tersebut.

Brigjen Pol Kushariyanto mengatakan: “Sopir diduga menggunakan aplikasi peta online untuk menentukan jalan menuju Bupati Subang.”

Dalam kesempatan yang sama, Hery Antasari, Direktur Dinas Perhubungan Jawa Barat, menyatakan bus yang membawa siswa dan orang tuanya akan kembali ke Kabupaten Subang usai berziarah ke kawasan Tasik dan menuju Pangandaran.

Menurut data yang diterima, bus wisata terdiri dari 70% orang tua dan 30% pelajar.

Korban Meninggal Bertambah 2

Korban tewas dalam kecelakaan bus di lereng Cae, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dengan jumlah korban tewas bertambah dua. Kedua korban dirawat di RSUD Sumedang.

Perempuan dan warga Subang, Mamah (45) dan Euis (48), menghembuskan nafas terakhir di bangsal rumah sakit, Kamis (11/3/2021).

Benar. Keduanya sebelumnya sempat mengalami luka parah di RS Sumedang. Korban meninggal dunia pukul 16.00 WIB, ”kata Dahlan Indrayana, Kepala Humas RS Sumedang yang dihubungi.

Dengan bertambahnya jumlah korban tewas kedua korban tersebut, maka jumlah korban tewas dalam kecelakaan lalu lintas yang fatal di Sumedang mencapai 29 orang.

Dalan berkata: “Jumlah korban meningkat dari 27 menjadi 29.”

RS Sumedang saat ini merawat 23 korban dari 25 orang. Pada saat yang sama, 11 korban luka ringan telah kembali ke rumah masing-masing.

Dalam kecelakaan itu, sopir bus yang mewakili Yudi Awan (42) dan kernetnya Dede Lili (47) juga masuk dalam daftar korban.

Hampir separuh penumpang dinyatakan meninggal akibat kecelakaan sekitar pukul 18.30 WIB pada Rabu (10/3/2021).

Pemkab Subang Tanggung Biaya Perawatan Korban Kecelakaan

Asep Nuroni, Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Subang, mengatakan pihaknya bertanggung jawab menyediakan fasilitas kesehatan bagi para korban kecelakaan bus di Sumedang, Jawa Barat.

Dia berkata: “Kami telah membiayai perawatan para korban di rumah sakit dan institusi medis terdekat (Sumedang). Kami harus memastikan bahwa mereka sembuh.”

Asep mengatakan, pihaknya sedang mengkaji anggaran untuk menyediakan fasilitas kesehatan bagi korban kecelakaan bus.

Menurutnya, begitulah kisah seorang korban kecelakaan bus yang akan kembali ke Subang usai berziarah ke Pamijahan di Kabupaten Tasikmalaya.

“Sayangnya saat kecelakaan itu terjadi, tapi sayang saat melintasi Tanjakan Cae Wado, bus berbelok tajam hingga jatuh ke tebing,” kata Asep.